Waktu itu, Rahmi belum lulus kuliah, sehingga banyak adik binaan Rahmi yang ditransfer ke murobbi lainnya tanpa persetujuan Rahmi. Rahmi diinstruksikan seperti itu agar fokus menyelesaikan tugas akhirnya. Rahmi yang telah lama ingin menjadi tim pembina, tidak mudah mentaati instruksi itu. Adik binaan Rahmi merupakan orang-orang yang direkrut satu per satu, lalu dikumpulkan menjadi satu kelompok. Merekrut satu orang membutuhkan waktu berminggu-minggu, dan membuat satu kelompok membutuhkan waktu berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Begitu sudah jadi satu kelompok, langsung ditransfer ke tim pembina begitu saja. Ikatan emosional dengan adik binaan yang masih sangat kuat harus segera dilepas. Ini bukan hal yang mudah bagi Rahmi.
Saat-saat menyelesaikan tugas akhir bukanlah hal yang mudah bagi Rahmi. Karena tugas akhir Rahmi adalah roket yang seluruh mekaniknya dibuat oleh Roni. Tentu Rahmi jadi sangat tergantung pada Roni untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Namun Rahmi memutuskan untuk mengerjakannya sendiri, dengan alasan yang sama, untuk menjaga hatinya benar-benar untuk Allah, bukan untuk Roni. Mengoprek roket yang membutuhkan banyak trouble shooting yang biasanya dilakukan satu kelompok, semua harus dilakukan sendiri. Berat sekali.
Roni mensyaratkan kesiapan fisik
Karena proposal Roni, hujatan-hujatan dalam pembinaan, perdebatan dalam setiap rapat lembaga, dan juga adik binaan yang mendadak harus ditransfer ternyata membuat kondisi emosi Rahmi menjadi tidak stabil. Rahmi jadi telat lulus kuliah dan prestasinya menurun drastis. Performa Rahmi di kuliah dan di lembaga menurun. Memang Rahmi punya kesalahan lainnya, seperti terlalu memprioritaskan kegiatan lembaga dan meninggalkan kuliahnya. Begitu pimpinan menginstruksikan untuk fokus kuliah, Rahmi menjadi bingung dengan dirinya sendiri. Dalam kondisi stress, Rahmi jadi sering nyemil, dan berat badan Rahmi naik secara cukup drastis. Sepertinya banyak orang yang seperti ini, kan?
Setelah Rahmi lulus kuliah di tahun 2012, Rahmi ternyata tidak kunjung dinikahi oleh Roni. Bukannya Roni segera menikahi Rahmi segera setelah Rahmi lulus kuliah, tapi ternyata Roni malah terus menunda dan menganggap Rahmi terus tidak siap. Roni malah sibuk ‘mempersiapkan’ Rahmi dengan merancang banyak kegiatan pembinaan yang temanya munakahat. Tapi bagian mana pada diri Rahmi yang belum dianggap cukup siap untuk menikah? Bukankah Rahmi sudah lulus kuliah, lalu apa lagi yang dianggap belum siap?
Pernah suatu kali, Roni menyuruh Rahmi dan juga umat lainnya untuk sering berolahraga. Tidak ada yang salah untuk ditaati, dan akhirnya Rahmi mentaati perintah tersebut. Rahmi pun membiasakan untuk berolahraga dan mengatur pola makannya agar berat badannya kembali normal seperti sedia kala. Tiga sampai empat kali seminggu, Rahmi bersepeda atau berjalan kaki minimal 40 menit. Rahmi hanya makan dua kali setiap hari. Setelah satu tahun, berat badan Rahmi berangsur kembali seperti semula.
Sampai tahun 2013, Roni masih juga tidak melaksanakan taaruf dengan Rahmi. Pihak Roni yang setelah 1.5 tahun tidak kunjung menikahi Rahmi tentu membuat Rahmi bingung. Rahmi menduga, sepertinya, Roni juga kecewa karena Rahmi yang dulu cemerlang sedang menurun performanya. Roni juga tampaknya tidak suka dengan Rahmi yang bertambah berat badannya. Hal ini diketahui setelah Rahmi berkonsultasi kepada pimpinan harian saat itu, yaitu Roni, kang Beni dan kang Ario. Kok Rahmi tidak kunjung dinikahkan juga setelah dia lulus kuliah?
Lalu apa jawaban Roni saat itu? Roni menjawab “kesiapan fisik”.
Bersambung —>
8 Comments