Setelah markas pembinaan selesai disiapkan, alasan lainnya bagi Roni untuk menunda adalah penyelesaian tesis S2nya. Sehingga pernikahan dengan Rahmi harus ditunda lagi sampai Roni lulus S2nya. Dari awal orangtua memberikan izin kepada Roni sampai saat ini, Roni telah menunda proses selama dua tahun. Bayangkan, dua tahun Roni menggantung Rahmi. Begitu selesai lulus S2 dan diwisuda, Roni bekerja di sebuah perusahaan nasional terkemuka. Namun, masih saja Roni tidak merasa mantap untuk menikahi Rahmi. Roni masih menunda dan menunda.
Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha Mengetahui. (QS 24:36)
Sekarang, tesis Rahmi yang menjadi kendala
Dalam 3 tahun terakhir, sebenarnya sudah ada beberapa pria melamar Rahmi secara langsung. Jumlahnya enam sampai tujuh orang. Sepertinya aura dan penampilan Rahmi memang membuat hanya ikhwan-ikhwan aktivis masjid yang siap nikah saja yang menyatakan langsung kepadanya. Kebanyakan mereka menyatakan langsung setelah tidak sengaja berpapasan di masjid, atau setelah mengikuti kajian di masjid kampus. Ada juga teman kuliah Rahmi yang menyatakan ingin melamar. Menyatakan kepada Rahmi bahwa ingin menikahi dan meminta ijin untuk bertemu ayah Rahmi.
Namun, semua pria tersebut kebanyakan orang luar lembaga yang tidak akan pernah diijinkan oleh pimpinan untuk menikahi Rahmi. Saat itu, kebijakan pimpinan memang melarang akhwat untuk menikah dengan ikhwan luar. Namun karena alasan amniyah, tentu Rahmi tidak mungkin menolak dengan alasan seperti itu. Rahmi sering menjadikan ayahnya sebagai alasan, bahwa ayahnya memang belum menyetujui Rahmi untuk menikah di saat itu.
Rahmi tidak berbohong kepada mereka. Memang sejak ‘tembakan’ pria yang pertama, Rahmi banyak berkonsultasi dengan ayah kandungnya, apakah ayah kandungnya menyetujui Rahmi untuk menikah dengan pria yang profilnya begini dan begitu. Kebetulan, ayah Rahmi memang tidak pernah menyetujui berbagai profil pria yang diceritakan oleh Rahmi, yang telah menyatakan niat melamarnya. Sehingga ini dijadikan alasan Rahmi untuk menolak berbagai pria. Walaupun alasan sebenarnya adalah, Rahmi dilarang menikah dengan orang luar lembaga.
Kendala berikutnya adalah, Rahmi memasuki fase pengerjaan tesis S2nya. Ayah Rahmi sebagai sosok yang memprioritaskan pendidikan, namun juga belum memahami Islam secara mendalam, menambahkan syarat berikutnya bagi Rahmi untuk menikah, yaitu tesis Rahmi harus selesai. Ini menjadi alasan Roni untuk menunda lagi dan lagi, sampai Rahmi selesai S2nya.
Saat Rahmi bertanya kepada kang Ari sebagai pimpinan terdekatnya, kapan Rahmi jadi dinikahkan, kang Ari menjawab setelah tesis Rahmi beres. Rahmi berpikir, bukankah walaupun orangtua mensyaratkan tesis harus beres, proses taaruf sudah bisa dimulai dilakukan? Mengapa untuk memulai proses taaruf saja harus menunggu tesisnya beres? Apakah sebagai seorang muslimah, persyaratan untuk menikah harus sebanyak ini? Mengapa Rahmi selalu dianggap belum pantas, belum mapan, belum siap untuk menikah?
Rahmi pun menyelesaikan tesisnya dengan hati yang pedih tak terkira. Perasaan sakit hati akibat hanya dinilai fisiknya masih terasa sangat perih. Ditambah lagi perasaan menggantung akibat “mengetahui akan dinikahi tapi tidak jadi-jadi” membuat hatinya semakin sesak. Sepertinya tidak ada wanita yang suka digantung menunggu selama ini, sampai tiga tahun lamanya. Tiga tahun lho.
Bersambung –>
8 Comments