Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
CintaKepemimpinanMunakahatNiatPimpinanTaaruf

Kamu GENDUT maka kamu BELUM SIAP NIKAH

Dengan adanya divisi tahkim yang baru, memang antara Roni dan Rahmi jadi ada pihak ketiga yang seharusnya membantu menengahi mereka. Namun, ternyata divisi tahkim adalah divisi yang tunduk pada kebijakan pimpinan. Tidak hanya tunduk, namun juga berpihak penuh kepada pimpinan. Jika ada gesekan, maka pimpinan lah yang benar, umat yang salah. Maka, tetap saja Roni berkuasa atas semuanya. Divisi tahkim hanya kaki tangan dari Roni saja. Tidak berhak membuat kebijakan apapun dalam kasus ini.

Entah apa yang ada di benak Roni, Rahmi terus-menerus dianggap tidak siap. Terus menerus dianggap tidak pantas. Ada saja syarat-syarat baru sampai Rahmi dianggap ‘sudah cukup’ untuk mendampingi Roni. Mungkin Roni menganggap dirinya hebat dan luar biasa. Berkuasa, masih muda sudah jadi pimpinan harian. Sehingga Roni menganggap bahwa akhwat yang menggenggam dunia-lah yang pantas untuknya. Sementara saat itu, memang dunia sedang tidak terlalu berpihak pada Rahmi.

Rahmi sendiri sudah 3 tahun lebih digantung oleh Roni dan ditambah syarat baru lainnya. Ini sudah terlalu panjang, sudah terlalu pedih bagi Rahmi untuk memenuhi semua syarat yang ditentukan pimpinan, yaitu Roni. Jika Rahmi jadi menikah dengan Roni pun, hubungannya tidak akan langgeng, karena pada dasarnya Roni hanya menyukai hal-hal luar pada diri Rahmi, seperti fisik dan prestasi. Ketika fisik memudar dan prestasi menurun, Rahmi tidak ada harganya di mata Roni. Sebenarnya Roni tidak pernah menerima Rahmi seutuhnya. Roni hanya ingin mendapatkan dunia dari berbagai potensi yang dimiliki Rahmi. Roni hanya mau dengan Rahmi hanya ketika Rahmi memiliki fisik ideal dan prestasi cemerlang.

Setiap mengingat syarat-syarat dari Roni, itu membuat Rahmi merasa hatinya pedih dan tersiksa. Seringkali Rahmi berdoa, “Ya Allah, mohon sembuhkan penyakit hati ini ya Allah..” sambil menangis dan terus menangis. Kebingungan dan rasa pedih ini harus segera dihentikan! Rahmi yakin bahwa dirinya punya hak untuk dinikahkan dan punya hak untuk memilih. Walaupun pada saat itu, memilih pasangan bukanlah hal yang dianggap baik, Rahmi tidak peduli. Jika syariat Islam berkata begitu, maka ya berarti boleh! Begitulah standar Allah, bukan standar manusia!

Sehingga, Rahmi memberanikan diri berkonsultasi kembali menghadap pimpinan. Saat itu Rahmi menghadap Roni dan kang Beni. Rahmi mengatakan bahwa dia tidak ingin dipasangkan dengan Roni. Dia meminta dinikahkan, tapi tidak harus dengan Roni! Tidak mau!

Rahmi ditaarufkan dengan ikhwan lain

Tiga bulan kemudian, Rahmi akhirnya mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan swasta. Benarlah, tepat satu atau dua minggu setelah Rahmi mendapat pekerjaan, Rahmi dipanggil oleh divisi tahkim jaringan untuk memulai proses taaruf dengan seorang ikhwan.

Saat itu, Rahmi diberikan secarik kertas yang berisi biodata seorang ikhwan, yang ternyata itu bukanlah Roni. Tapi ikhwan yang lain. Namun, ikhwan ini bukanlah seorang aktivis lembaga. Ikhwan yang ditaarufkan dengan Rahmi adalah seorang anggota akar yang tidak pernah merekrut orang sama sekali. Sementara Rahmi yang sudah lembaga-minded dan rekrut-minded tentu menginginkan untuk menikah dengan sesama kader yang lembaga-minded juga, agar bisa diajak berda’wah merekrut orang bersama.

Sebenarnya, dulu sewaktu Rahmi masih menjadi anggota akar, empat tahun jauh sebelum Rahmi bermasalah dengan Roni, Rahmi pernah berjanji kepada pimpinan akan menerima siapapun ikhwan yang ditaarufkan dengan Rahmi. Dulu, doktrin murobbi sangat kuat dan tegas, mengarahkan agar kader harus selalu menerima apapun perintah pimpinan, terutama munakahat. Dan Rahmi sangat takut menjadi seseorang yang tidak taat dan membangkang perintah pimpinan. Apalagi untuk kasus munakahat yang Rahmi telah menyadari bahwa memang sangat sulit bagi manusia untuk mengendalikan hati menerima perjodohan yang ditentukan pimpinan. Sehingga, Rahmi berjanji untuk menerima siapapun yang akan ditaarufkan. Dan sejak lama juga Rahmi bertekad untuk menjadi orang yang selalu menepati janji, sekecil apapun.

(Bersambung)


Support Da’wah dan Kontak Kami di:

Previous page 1 2 3 4 5 6 7 8

Related Articles

Back to top button