Melihat dari haqiqah ‘urfiyah dari kata الدِّيْنُ, kata الدِّيْنُ dalam bahasa Arab dan ‘agama’ dalam bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti ‘sistem kepercayaan yang mengandung ajaran, prinsip, nilai dan perintah’. Namun jika kita melihat dari haqiqah lughowiyah dan dalam ayat-ayat Al Qur’an, الدِّيْنُ memiliki makna yang jauh lebih luas dan pervasive.
Lingkup ‘agama’ yang dipahami kebanyakan orang saat ini hanya mencakup ibadah mahdhoh saja dan hanya urusan pribadi saja. Hal ini disebabkan Indonesia terpengaruh paham sekularisme yang lahir di Eropa. Sekularisme masih mengakui agama namun membatasi agama hanya sebatas kepercayaan dan ritual-ritual penyembahan kepada tuhan, tapi tidak mengatur masalah tata kehidupan yang lebih luas. Sedangkan ad-diin ( الدِّيْنُ) adalah sistem peraturan dan ketundukan yang sempurna dan sangat luas cakupannya, sampai tataran sistem kemasyarakatan.
Menerjemahkan kata الدِّيْنُ dengan istilah ‘agama’ tidak sepenuhnya salah, karena yang berbeda adalah luas lingkupnya, bukan artinya. Dan memang agama atau diin Islam tidak terkungkung dalam wilayah penyembahan ritual manusia kepada tuhan saja, melainkan termasuk juga semua jenis peraturan dan undang-undang yang Allah ciptakan. Pengertian agama dalam pandangan Islam tidak sama dengan cara pandang orang sekuler terhadap pengertian agama.
Namun, menerjemahkan kata الدِّيْنُ dengan istilah ‘agama’ juga tidak sepenuhnya benar, karena الدِّيْنُ memiliki lingkup yang jauh lebih luas. Oleh karena itu dalam istilah-istilah keislaman, sebaiknya menggunakan bahasa aslinya yaitu bahasa arab, sembari terus meningkatkan kemampuan bahasa Arab bagi kita, umat Islam Indonesia yang masih awam terhadap Islam.
BACA JUGA:
Sholat Tidak Penting, yang Penting Infaq
Bukan untuk Menyembunyikan Pemimpin, Tapi untuk Menyembunyikan Strateginya
Inkonsisten! Kafir? Fasik? Murtad? Muslim yang bukan mu’min? Mu’min yang bukan Muslim?
Kalau Suatu Saat Lembaga mengaku Rabb/Malik/Ilah, Saya Sudah Nggak Kaget Lagi
Support Da’wah dan Kontak Kami di: