Seperti yang telah dibahas sebelumnya. Jika telah tegak hukum Islam di atas wilayah hukum yang telah terpenuhi de jure dan de facto, maka pengakuan dosa pidana di hadapan pengadilan Islam adalah sebuah kewajiban. Namun, bagaimana sikap kita terhadap dosa-dosa yang tidak termasuk ke dalam pelanggaran hukum pidana?
1. Menutup aib diri dan sesama muslim
“Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang yang menampak-nampakannya dan sesungguhnya di antara menampak-nampakan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya. Kemudian di waktu pagi dia berkata: Wahai fulan, semalam aku telah melakukan ini dan itu. Padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah ﷻ .1
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin Rohimahullah mengatakan, “Al Mujaahiriin adalah orang-orang yang menunjukkan bahwa ia telah berbuat maksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.”
Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan di akhirat. Barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. 2
2. Memohon ampun kepada Allah dan melakukan taubat Nasuha, berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
[3:135] Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka mengingat Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosanya dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
[7:153] Dan orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat dan beriman; niscaya setelah itu Rabbmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.
[4:110] Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
3. Meminta maaf kepada orang lain atas kesahalan kita terhadap mereka
[4:149] Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikannya, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pema’af lagi Maha Kuasa.
[5:13].. dan kamu senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka. Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
[15:85] Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan kebenaran. Dan sungguh, kiamat pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
[42:37] Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.
4. Memperbanyak amal shaleh.
[11:114] Dan dirikanlah sholat pada kedua ujung siang dan pada permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang yang selalu mengingat Allah. “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah setiap perbuatan buruk itu dengan perbuatan yang baik hingga ia bisa menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik. 3
Ada banyak amalan yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk menghapuskan dosa yang tertera jelas dalam hadits shahih sebagai berikut:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, dan barang siapa yang shalat pada malam lailatul qodar niscaya akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu (dosa kecil)“.4
“Apabila imam mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin, karena para malaikat pun mengaminkan, maka siapa yang bacaannya amin bertepatan dengan bacaannya malaikat, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”5
“Tidaklah seorang laki-laki mandi pada hari Jum’at lalu bersuci semaksimal mungkin, memakai wewangian miliknya atau minyak wangi keluarganya, lalu keluar rumah menuju Masjid, ia tidak memisahkan dua orang pada tempat duduknya lalu dia shalat yang dianjurkan baginya dan diam mendengarkan khutbah Imam, kecuali dia akan diampuni dosa-dosanya yang ada antara Jum’atnya itu dan Jum’at yang lainnya.”6
Aku pernah melihat Rasulullah ﷺ berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian beliau bersabda; “Barangsiapa berwudhu seperti ini, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Sedangkan shalat dan berjalannya ke masjid sebagai amalan sunnah.”7
“Barang siapa yang mengucapkan; SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHI (Maha Suci Allah, dan dengan memujiNya aku ada).sebanyak seratus kali maka diampuni dosa-dosanya walaupun seperti buih laut.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih.8
“Barangsiapa yang berhaji dan tidak berbuat rafatsdan kefasikan niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.9
“Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah: Diampuni dosa-dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yang besar, dihiasi dengan perhiasan iman, dikawinkan dengan bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya.”10
“Barangsiapa ketika mendengar mu’adzin lalu mengucapkan: “WA ANA ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WA RASUULUHU RADLIITU BILLAHI RABBAN WA BI MUHAMMADIN RASUULAN WA BIL ISLAMI DIINAN (Aku bersaksi, bahwa tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama), maka dosa-dosanya akan diampuni.”11
4. Musibah-musibah di dunia
Dari Abu Hurairah dia berkata; “Tatkala telah turun ayat yang mengatakan: “Ketika turun ayat Al Qur’an yang berbunyi Barang siapa berbuat kejelekan, niscaya ia akan dibalas dengan kejelekan (siksa) (Qs. An-Nisaa'(4): 123), maka kaum muslimin pun merasa prihatin. Kemudian Rasulullahﷺ bersabda: ‘Janganlah kalian berlebihan, tempuhlah kejujuran dan perbaikilah dirimu. Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim itu adalah sebagai penghapus dosa, termasuk pula jika ia terantuk batu ataupun tertusuk duri.’12
Sehingga, dosa-dosa kecil ini tidak perlu dijauka-kan atau dikonsultasikan kepada tahkim atau rasul, karena penanganannya sudah jelas.
Baca juga:
- Tafsir yang lebih tepat mengenai Rasul
- Istilah Rasul yang mengacu kepada Rasulullah adalah istilah baru
- Kenabian Telah Terhenti, Bagaimana dengan Kerasulan?
REFERENSI
1 Hadits shahih riwayat Bukhari no. 5608, atau no. 6069 versi Fathul Bari. Diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
2 Hadits shahih riwayat Muslim no. 4867 atau no 2699 versi Syarh Shahih Muslim.
3 Hadits hasan riwayat Tirmidzi no. 1910, diakses melalui aplikasi ensiklopedi hadits.
4 Hadits shahih riwayat Tirmidzi no. 619, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
5 Hadits shahih riwayat Bukhari no. 5923 atau no. 6402 pada Fathul Bari. Diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
6 Hadits shahih riwayat Bukhari no. 833 atau no. 834, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
7 Hadits shahih Muslim no. 366, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
8 Hadits shahih riwayat Tirmidzi no. 3388, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
9 Hadits shahih riwayat Tirmidzi no. 379, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
10 Hadits shahih riwayat Ibnu Majah no. 2789, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
11 Hadits shahih riwayat Tirmidzi no. 194, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
12 Hadits shahih riwayat Muslim no 4671, diakses melalui aplikasi Ensiklopedi Hadits.
One Comment