Tafsir yang lebih tepat mengenai Rasul
Allah ﷻ berfirman dalam Ali Imran 3: 144 sebagai berikut:
“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”
Dalam ayat lain yaitu Ali Imran 3:110, Allah ﷻ berfirman,
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.
Seorang ulama[1] menjelaskan mengenai ayat di atas bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah Nabi dan Rasul yang terakhir, dan tidak ada lagi Nabi sesudah itu. Beliau memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan agama sampai Hari kiamat, namun beliau telah wafat. Maka tanggung jawab kerja Beliau dalam amar ma’ruf nahi munkar telah di wariskan kepada seuruh umatnya sampai hari Kiamat. Umatnya telah ditetapkan Allah sebagai umat terbaik apabila memenuhi persyaratan. Jika mengungakan kata ‘antum’, maka yang dimaksud dalam ayat itu hanyalah Nabi dan para sahabat saja. Tapi karena menggunakan kata ‘kuntum’, maka semua umat Islam setelah shahabat yang memenuhi kriteria dalam ayat itu, yaitu berda’wah dan beriman kepada Allah, akan dicatat sebagai khairu ummah.
Maka ayat ini adalah seperti SK pengangkatan bahwa kita semua umat Islam adalah pelanjut misi da’wah Nabi Muhammad ﷺ, tanpa mengklaim diri dan organisasi kita sebagai Nabi atau Rasul. Ibaratnya, misalkan ada seorang ayah bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya, lalu ayah tersebut wafat. Maka. anak laki-laki akan mendapat mandat untuk melanjutkan tanggung jawab ayahnya walaupun bukan berarti dia menjadi ayah dalam keluarga tersebut.
Dalam tafsir Ibnu Katsir[2] untuk Ali Imran ayat 144 di atas, dijelaskan bahwa, shahabat Ali ra. semasa Rasulullah ﷺ masih hidup pernah membacakan firman Allah: “Apakah jika dia wafat atau terbunuh kalian berbalik ke belakang?” hingga akhir hayat. Lalu ia berkata: “Demi Allah, kami tidak akan berbalik mundur ke belakang setelah Allah memberi kami petunjuk. Demi Allah, sekiranya beliau wafat atau terbunuh, sungguh aku akan tetap bertempur meneruskan perjuangannya hingga tetes darah penghabisan. Demi Allah, sesungguhnya aku adalah saudaranya, walinya anak pamannya, dan ahli warisnya. Siapakah orang yang lebih berhak terhadap beliau selain daripada diriku sendiri.”
[1] Dalam Kitab Fadhail Amal, dijelaskan oleh Syaikh Maulana Zakariya Al-Khandahlawi
[2] Diakses melalui aplikasi android “Tafsir Ibnu Katsir Lengkap”
Baca Juga:
Apapun dilakukan agar program berjalan sukses
Saya tidak pernah diberi kesempatan oleh pimpinan untuk taaruf dengannya
Kamu Gendut! Kamu tidak akan siap nikah
Support Da’wah dan Kontak Kami di:
9 Comments