Pimpinan Laksana Tuhan
Bayangkanlah kamu adalah anggota lembaga yang rajin acara dan infaq persenan. Ketaatanmu pada Pimpinan sungguh luar biasa. Tapi, sadarkah kamu akan bahaya kesyirikan yaitu menuhankan Pimpinan?
Kamu memang tak menyembahnya, tapi kamu ikuti semua perintahnya, yang halal jadi haram, yang haram jadi halal, yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya kamu lakukan, yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya kamu tinggalkan, demi menuruti perintah Pimpinan.
Kamu takut tak disaksikan Pimpinan. Kamu anggap Allah tak Maha Menyaksikan sehingga semua amal ibadahmu harus dipersaksikan pada Pimpinan.
Pimpiman perintah agar kamu menghukumi kekal di neraka semua manusia selain yang di dalam lembaga, kamu benarkan.
Pimpinan perintah putus silaturahim, kamu patuhi.
Pimpinan memerintahkan boikot mantan lembaga, kamu lakukan.
Pimpinan menginstruksikan menceraikan suami atau istri, kamu turuti.
Pimpinan perintah amalan bid’ah, kamu iyakan.
Renungkanlah wahai saudara, bukankah itu syirik ketaatan?
Kamu jadikan pimpinan laksana Tuhan.
Di atas segala amal, ada pimpinan yang mengesahkan. Ibadahmu menuruti ridhanya pimpinan.
Kamu takut mengamalkan ibadah kalau bukan pilihan pimpinan.
Pimpinan jadi hakim surga neraka kalian.
Pimpinan jadi penentu Islam dan tidak Islam kalian.
Pimpinan jadi wasit status Iman dan tidak Iman kalian.
Kau jadikan pimpinan sebagai jalan tunggal surgamu.
Sungguh itu melampau batas saudaraku.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kaum Nasrani dan Yahudi:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah.”
(QS. At Taubah : 31)
Ayat ini ditafsirkan dengan hadits Adi bin Hatim Ath Thoo-i radhiyallahu ‘anhu di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat tersebut pada beliau. Kemudian Adi Bin Hatim berkata, “Wahai Rasulullah, kami tidaklah beribadah kepada mereka”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أليس يحلون لكم ما حرم الله فتحلونه، ويحرمون ما أحل الله فتحرمونه؟
“Bukankah mereka menghalalkan untuk kalian apa yang Allah haramkan sehingga kalianpun menghalalkannya, dan mereka mengharamkan apa yang Allah halalkan sehingga kalian mengharamkannya?”
Beliau (Adi bin Hatim) berkata, “Benar”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Itulah (yang dimaksud) beribadah kepada mereka.
Baca Juga: Tercampur baurnya hak Allah, hak pimpinan dan hak umat.
Baca Juga: Pemimpin mengatur pernikahan dan perceraian
Baca Juga: Kebijakan dan pemahaman ditentukan oleh ulil amri terdekat
Support Da’wah dan Kontak Kami di: