Makna daana-yadiinu-diinan (دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنً) Berdasarkan Haqiqah Lughawiyah (2)
Jika makna haqiqah ‘urfiyah tak ada, maka ayat ditafsirkan menurut haqiqah lughawiyah, yaitu makna hakiki sebagai makna asal bahasa.
Makna الدِّيْنُ sangat beragam tergantung dari konteks kalimat yang menggunakannya. Sayyid Abul A’la Al Maududi, seorang asal Pakistan menulis buku yang judulnya jika diterjemahkan adalah “Empat Kalimah (kata) dalam Al Qur’an”. Salah satu kata yang dibahas secara mendalam adalah kata الدِّيْنُ. Menurut Abul A’la Al Maududi, makna-makna الدِّيْنُ dapat dikelompokkan menjadi empat sebagai berikut:
1. As-Shultoh (kekuasaan)
Makna ini mencakup الدِّيْنُ yang berarti kegagah-perkasaan, kekuasaan, kemampuan, peradilan, pemaksaan, perbudakan1. Asalnya, daana-yadiinu ( دَانَ – يَدِىْنُ) artinya ‘menyerah’ atau ‘tunduk’. Namun jika kata tersebut disertai maf’ul (objek), maka دَانَ berarti menundukkan, merendahkan, membalas2,3. Salah beberapa contoh4nya adalah kalimat berikut:
- دَانَ النَّاسَ = Dia telah menundukkan orang-orang
- دِنْتُهُمْ = Aku telah kuasai mereka
- دِنْتُ الرَّجُلَ = Aku telah membebani laki-laki itu dengan tugas
Berdasarkan Kamus Arab-Indonesia Al Munawwir, makna الدِّيْنُ yang termasuk dalam kategori ini adalah putusan (الْقََضَاءُ), paksaan (اﻻِكْرَاهُ) dan kekuasaan (السُّلْطَانُ وَ الْحُكْمُ)5
2. Al-Khudu’ Lihadzihis Shultoh (ketundukan kepada kekuasaan)
Makna ini mencakup الدِّيْنُ yang berarti ketaatan, penghambaan diri, pelayanan, pengekoran6. Salah satu contoh penggunaannya adalah dalam sabda Nabi ﷺ berikut:
“اُرِيدُ مِنْ قُرَيْشٍ كَلِمَةً تَدِينُ بِهَا الْعَرَبُ “
Artinya: Kuharapkan dari Quraisy suatu pendirian, di mana kelak seluruh bangsa Arab tunduk kepada mereka.
Berdasarkan Kamus Arab-Indonesia Al Munawwir, makna الدِّيْنُ yang termasuk dalam kategori ini adalah millah (الْمِلَّةُ), kepercayaan (الْمُعْتَقَدُ), tauhid (التَّوحِيدُ), ibadah (الْعِبَادَةُ), wara’ dan ketaqwaan (الوَرَعُ وَ التَّقْوَى ), serta ketaatan dan kedurhakaan (kata berlawanan) (الطَّاعَةُ وَالْمَعْصِيَّةُ).
3. An-Nidhom almunazzalu min hadzihis Shultoh (peraturan yang dikeluarkan dari kekuasaan)
Makna ini mencakup الدِّيْنُ yang berarti undang-undang, tata tertib, ideologi, aturan, tata krama7. Salah satu contoh penggunaannya ada dalam kalimat berikut ini:
“كَانَت قُرَيْشٌ وَمَنْ دَانَ بِدِينِهِمْ “
Artinya: Orang Quraisy dahulu dan mereka taat pada peraturan mereka.
Berdasarkan Kamus Arab-Indonesia Al Munawwir, makna الدِّيْنُ yang termasuk dalam kategori ini adalah pengaturan, pengurusan (التَدْبِيْرُ) dan perkara, urusan (الشَّأْنُ).
4. Al-Jaza’ liman tho’a waman asho’ (Balasan terhadap yang taat atau yang membangkang)
Makna ini mencakup الدِّيْنُ yang berarti pembalasan, upah, peradilan, tindakan, pertanggung jawaban, perhitungan tuntutan8. Salah satu contoh penggunaannya ada dalam kalimat berikut ini:
“كَمَاتَدِيْنُ تُدَانُ”
Artinya: Setiap tindakanmu akan menerima balasannya
Berdasarkan Kamus Arab-Indonesia Al Munawwir, makna الدِّيْنُ yang termasuk dalam kategori ini adalah kemenangan (القَهْرُ وَالْغَلَبَةُ), hisab ( الحِسَابُ), pembalasan (الْجَزَاءُ وَالْمُكَافَأةُ ).
Selain 4 kategori di atas, الدِّيْنُ juga dapat bermakna tingkah laku (السِّيْرَةُ); adat, kebiasaan (الدِّيْنُ وَاالدِّينَةُ); hal, keadaan (الْحَالُ) serta hujan yang terus menerus (المُوَاظِبُ مِنَ ااﻻَمْطَارِ)9.
Jadi, الدِّيْنُ dapat berarti kekuasaan, ketundukan, peraturan atau pembalasan. Untuk mengetahui porsi arti الدِّيْنُ dalam ayat-ayat Al-Qur’an, kita perlu mengecek seluruh ayat-ayat Al Qur’an yang menggunakan istilah الدِّيْنُ. Kata دَانَ – يَدِىْنُ – دِينًا muncul 101 kali di 87 ayat, terdapat di Lampiran A. Komposisi makna-makna الدِّيْنُ dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Referensi:
1 Abul A’la Al Maududi, “Empat Kalimah dalam Al Qur’an”.
2 Kamus Arab-Indonesia, aplikasi android dari Ristek Muslim (http://ristekmuslim.com,)
3 Berdasarkan penjelasan Faihah Husna Annazhillah, mahasiswi LIPIA.
4 Abul A’la Al Maududi, “Empat Kalimah dalam Al Qur’an”.
5 Ahmad W. Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, 1997.
6 Abul A’la Al Maududi, “Empat Kalimah dalam Al Qur’an”.
7 Abul A’la Al Maududi, “Empat Kalimah dalam Al Qur’an”.
8 Abul A’la Al Maududi, “Empat Kalimah dalam Al Qur’an”.
9 Ahmad W. Munawwir, Kamus Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, 1997.
BACA JUGA:
Sholat Tidak Penting, yang Penting Infaq
Bukan untuk Menyembunyikan Pemimpin, Tapi untuk Menyembunyikan Strateginya
Inkonsisten! Kafir? Fasik? Murtad? Muslim yang bukan mu’min? Mu’min yang bukan Muslim?
Kalau Suatu Saat Lembaga mengaku Rabb/Malik/Ilah, Saya Sudah Nggak Kaget Lagi
Support Da’wah dan Kontak Kami di:
7 Comments