Jannah Theme License is not validated, Go to the theme options page to validate the license, You need a single license for each domain name.
Munakahat

Apapun dilakukan agar program berjalan sukses

Padahal, bukankah itu tidak perlu dilakukan? Bukankah bertemu tiap minggu itu seperti pacaran saja? Bukankah kita harus berpegang teguh untuk menjaga diri dari kontak yang belum halal?

Selain itu, Ainun pernah mengikuti acara keluarga Rama sampai malam sekali, yaitu pukul 23:30. Mereka mengatakan agar Ainun dapat merebut hati keluarga Rama.

Bukankah pulang malam sampai hampir tengah malam karena mengunjungi keluarga yang belum mahromnya, adalah hal yang tercela?

Selain itu pula, Ainun dan Rama sempat berjalan-jalan bersama, ditemani oleh Ibu Ainun untuk menengok gedung, membeli cincin, dan memesan catering bersama.

Padahal, bukankah menengok gedung, membeli cincin dan memesan catering itu tidak perlu berjalan bersama? Bukankah kader yang sudah terbina dengan Islam, seharusnya berusaha keras menjaga diri, sehingga bagaimanapun arus keluarga, kader tetap berpegang teguh terhadap prinsip2 Islam?

Tidak ada di antara mereka yang faham bahwa hal-hal tersebut melampaui batas. Mungkin faham, namun kurang kuat sehingga terbawa arus keluarga. Sehingga harus diingatkan berkali-kali sampai benar-benar sadar. Pihak tahkim atau pimpinan yang seharusnya lebih membatasi mereka, malah membiarkan mereka melakukan hal-hal seperti itu. Jika tujuannya hanya dikenalkan sampai keluarga besar, tidak perlu lama-lama sampai pulang malam, karena dalam taaruf cukup di keluarga inti saja.

Sibuk merebut hati keluarga calon suami, namun memaki-maki kakak sendiri.

Kisah ini diperoleh dari penuturan kakak Ainun, yaitu Najwa. Najwa berusaha dengan keras mengingatkan Ainun dan Rama, dari mulai berkomunikasi yang seharusnya terawasi dan terbimbing di telegram, mengingatkan agar taaruf tidak dilakukan terlalu lama, termasuk mengingatkan agar Ainun tidak sibuk-sibuk mendekati Rama dan keluarganya sampai melanggar batas-batas syariat (mengiyakan ngapel, pulang malam, membeli cincin bersama, dan lain-lain).

Dalam proses mengingatkan tersebut, Ainun seringkali tidak menerima masukan dari Najwa. Najwa dianggap merusak keberjalanan program munakahat mereka. Tidak jarang keluar kata-kata yang menyakitkan dari lisan Ainun kepada Najwa. Tidak ada rasa sayang, tidak ada rasa ingin memuliakan, tidak ada keinginan untuk mendengar — baik kepada seorang kakak, maupun kepada saudara mu’min satu perjuangan.

—–

Dari kisah ini, terkesan bahwa bagaimana program taaruf berjalan, itu didasarkan atas keinginan pihak eksternal terlebih dahulu agar program berjalan sukses, dan perintah Allah dikesampingkan. Bukan syariat Allah-lah yang dijadikan prioritas.

Lalu, apakah program seperti ini pantas disebut program Allah?


Support Da’wah dan Kontak Kami di:


Support Da’wah dan Kontak Kami di:

Previous page 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button