By: QL
Justru doktrin lembaga itu yang menurunkan makna rasul menjadi “da’i” yang seolah-olah siapapun manusia yang menyampaikan ayat-ayat Allah pasti mendapat gelar “Rasul”.
Padahal, banyak istilah lain untuk manusia-manusia jaman now yang menyampaikan ayat-ayat Allah, bisa da’i, ulil amri, ustadz (guru), atau ulama.. Masa masih mau mengaku sebagai Rasul dan Malaikat? Monggo..
Di lembaga itu, ulil amri itu bisa disebut Ulil Amri, bisa juga disebut Rasul, bisa juga setara Ulama, disebut orangtua juga, bahkan disebut juga Malaikat???
Bahkan, definisi Malik dan Sabilillah saja sudah diklaim selalu mengacu pada lembaga.. Definisi Rabb dan Malik kan juga sudah diklaim sebagai atas perintah “kelembagaan” yang sebenarnya sama saja kembali ke Ulil Amri lagi.
Semua aja istilah-istilah syar’i mengacu kepada Ulil Amri.. Begitu saja terus…
Jadi, jika suatu saat di lembaga dikatakan “Ulil Amri adalah Rabb/Malik/Ilah”.. Kayaknya saya sudah nggak kaget lagi.. 🙄
Baca Juga:
Apakah mereka yang sesemangat itu dalam berislam tidak bisa dianggap muslim?
Sholat Tidak Penting, yang Penting Infaq
Bukan untuk Menyembunyikan Pemimpin, Tapi untuk Menyembunyikan Strateginya
Support Da’wah dan Kontak Kami di: