Kerasulan
-
Renungan mengenai Jauka → Sisipan Intelijen yang bekerja sama dengan Pendeta Kristen?
Sebenarnya, di dalam islam tidak ada ritual untuk penghapusan dosa seperti jauka ini. Kecuali hukum pidana, yang memang dalam Islam harus dilaporkan ke pengadilan jika Islam sudah tegak. Namun, jika kita renungkan, ritual jauka yang dilakukan oleh lembaga ini mirip sekali dengan yang dilakukan oleh Nasrani. Seorang pendosa datang ke bilik aduan, lalu mengadu ke pastornya. Setelah mengadu ke pastornya,…
Read More » -
Bagaimana jika ada dosa-dosa selain pelanggaran hukum pidana?
Seperti yang telah dibahas sebelumnya. Jika telah tegak hukum Islam di atas wilayah hukum yang telah terpenuhi de jure dan de facto, maka pengakuan dosa pidana di hadapan pengadilan Islam adalah sebuah kewajiban. Namun, bagaimana sikap kita terhadap dosa-dosa yang tidak termasuk ke dalam pelanggaran hukum pidana? 1. Menutup aib diri dan sesama muslim “Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang yang…
Read More » -
Tafsir QS 64:65 berkaitan dengan tawasul. Jauka adalah Tafsir yang Sesat!!!
Dalam Tafsir Ibnu Katsir1, disebutkan sebuah kisah yang masyhur berikut ini: Syekh Uthbi sedang berada di sisi makam Rasulullah ﷺ, tiba-tiba datanglah Arab Badui dan berkata: ”Assalaamualaika ya Rasulallah, aku telah mendengar ayat allah (lalu dibacakan QS al-Nisa: 64 di atas), maka sekarang aku datang ke hadapanmu berharap agar dosaku diampuni, aku mohon syafaatmu ke hadirat Tuhanku. Kemudian Arab Badui…
Read More » -
Lembaga menarik pungutan dari umat yang memiliki dosa tertentu
Kesaksian langsung dari saudari kami, MQ, beliau sempat menjaukakan suatu dosa yang mudharatnya besar untuknya, tapi sulit ia tinggalkan. Dosa ini dijaukakan dengan harapan ada bantuan dari lembaga agar ia bisa lepas dari dosa tersebut. Akhirnya, ia diminta membayar kafarat sebesar 1,8 juta rupiah, hasil kali jumlah uang tertentu dengan berapa kali ia melakukan dosa itu. Lalu, berdasarkan kesaksian saudara…
Read More » -
Kesalahan lembaga dalam menafsirkan An Nisa 4:64-65
Pertama, seluruh kata ‘rasul’ di kedua ayat ini ditafsirkan sebagai pimpinan. Ini adalah tafsir yang tidak tepat, karena istilah ‘Rasul’ di sini merupakan istilah syar’i yang selalu mengacu kepada Rasulullah ﷺ. Penjelasan lebih lengkap ada di Bab mengenai Rasul. Kedua, karena kata ‘Rasul’ dan ‘engkau’ di sini mengacu kepada Rasulullah ﷺ, maka ciri-ciri keimanan adalah menjadikan ajaran-ajaran Rasulullah ﷺ, yaitu…
Read More » -
Bagaimana Lembaga Memahami Jauka
Di lembaga Neo-NII, ada suatu praktek yang dinamakan ‘jauka’, atau kadang disamarkan dengan sebutan ‘konsul’ atau ‘konsultasi’. Kata ‘jauka’ sendiri berasal dari surat An Nisa ayat 64:65 yang menjadi dalil utama untuk jauka ini, yaitu: وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا فَلَا وَرَبِّكَ…
Read More » -
Rasul Utusan Tetangga
By: HLO Di pelajaran sekolah, yang namanya pengertian itu ada dua, yaitu pengertian secara bahasa dan istilah. Secara bahasa dilihat dari akar kata, kalau secara istilah itu sudah mengacu ke definisi yang umum digunakan oleh masyarakat. Contoh: Masjid. Secara bahasa artinya tempat sujud. Secara istilah, kita sudah tahu bahwa masjid itu mengacu kepada suatu tempat ibadah yang ada kriteria-kriteria tertentu…
Read More » -
Kalau Suatu Saat Lembaga mengaku Rabb/Malik/Ilah, Saya Sudah Nggak Kaget Lagi..
By: QL Justru doktrin lembaga itu yang menurunkan makna rasul menjadi “da’i” yang seolah-olah siapapun manusia yang menyampaikan ayat-ayat Allah pasti mendapat gelar “Rasul”. Padahal, banyak istilah lain untuk manusia-manusia jaman now yang menyampaikan ayat-ayat Allah, bisa da’i, ulil amri, ustadz (guru), atau ulama.. Masa masih mau mengaku sebagai Rasul dan Malaikat? Monggo.. Di lembaga itu, ulil amri itu bisa…
Read More » -
Kajian Nahwu-Sharaf untuk Beberapa Ayat Mengenai Rasul
Pengangkatan Satu Orang Rasul Telah Selesai Terjadi Saat Al Qur’an diturunkan. Ayat yang dibahas oleh lembaga NNII mengenai Rasul salah satunya adalah ayat berikut ini: لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَۚ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah)…
Read More » -
Kesimpulan mengenai Rasul
Kenabian dan kerasulan telah terhenti. Tidak ada lagi Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad ﷺ. Para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in yang secara langsung melanjutkan misi risalah tidak menyebutkan diri mereka sebagai Rasul. Daulah dan Khilafah, maupun pergerakan yang memperjuangkannya tidak pernah disebut sebagai institusi kerasulan dalam hadits Nabi ﷺ dan atsar shahabat. Tafsir yang tepat untuk setiap ayat Al…
Read More »