Doktrin
-
Doktrin Menyimpang 2 = Madiinah Berasal dari Kata Diin
Doktrin yang Menyimpang (2): Madiinah (مَدِيْنَةُ) berasal dari kata Diin (دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنًا) Dalam Neo-NII, terdapat doktrin bahwa Madiinah (مَدِيْنَةُ) berasal dari kata Diin (دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنًا). Yatsrib diubah menjadi madinah karena tegaknya diin Islam di sana. Ternyata, ini pun bukan doktrin yang benar. Dalam Kamus Al-Munawwir, arti kata madinah adalah sebagai berikut: الْمَدِيْنَةُ= budak perempuan=…
Read More » -
Doktrin Menyimpang 1 = Millah itu Bukan Diin
Berikut ini beberapa doktrin di dalam Neo-NII yang perlu diluruskan: Kaum jahiliyah sudah mengikuti millah ibrahim Millah hanya mencakup ritual saja Kita tidak harus mengikuti millah, namun kita harus mengikuti ad-diin. Yang pertama, seperti kita ketahui bahwa kaum Quraisy sebelum turunnya wahyu adalah kaum Jahiliyah. Karakteristik mereka adalah menyembah Allah namun juga mempersekutukan Allah dengan membuat simbol-simbol patung berhala yang…
Read More » -
Konsekuensi Tafsir Diin = Negara, yang Berbahaya
Berikut ini adalah konsekuensi yang telah nyata terjadi akibat menafsirkan الدِّينُ sebagai negara. Diin = NegaraDiin ≠ NegaraDefinisi MurtadSiapapun yang keluar dari NNII adalah murtad.Murtad adalah meninggalkan kepercayaan Islam dan menganut agama lain sesuai definisi fiqih.MunakahatHarus menikah dengan sesama anggota NNII. Jika tidak, maka dianggap berzina dan tidak sah pernikahannya. Akad dilakukan dua kali. Akad dalam dan akad luar.…
Read More » -
Diin bukan Negara, dan Tidak Selalu Berarti Kekuasaan
Dalam berbagai bahasa, ada yang disebut homophone, homonym, dan homograf. Homophone adalah kata-kata yang dilafalkan sama namun tulisan dan artinya dapat berbeda-beda. Homonym adalah kata-kata yang memiliki lafal dan tulisan yang sama, namun maknanya bisa berbeda-beda. Sedangkan homograf adalah kata dengan tulisan yang sama namun memiliki lafal dan makna yang berbeda. Oleh karena itu, dalam berbagai bahasa, satu kata yang…
Read More » -
Apakah tepat Diin (الدِّيْنُ) itu diterjemahkan menjadi Negara?
Sebagian besar kader Neo-NII menafsirkan ad-Diin adalah lembaga kekuasaan, yaitu negara. Lalu dijelaskan pula bahwa ad-diin memiliki hukum atau undang-undang, ada masyarakat yang loyal atau tunduk kepada kekuasaan dan ada mekanisme pembalasan bagi yang mengikuti dan juga bagi yang membangkang. Berikut ini adalah penjelasan mengapa tafsir ad-diin = negara adalah salah. Tiga persen kata ad-diin dalam al-Qur’an memang berarti kekuasaan,…
Read More » -
Luasnya Cakupan الدِّيْنُ dari Ayat-Ayat Al Qur’an dan Kitab Ulama (2)
Sa’id Hawwa dalam Kitab Al-Islam, membahas cakupan Islam sebagai berikut: BAB 1. RUKUN ISLAMPasal 1. SyahadatPasal 2. SholatPasal 3. ZakatPasal 4. ShaumPasal 5. Haji BAB 2. SISTEM AKHLAK & SOSIALPasal 1. Tinjauan analisis terhadap kedudukan manusia dalam IslamPasal 2. Keistimewaan Moralitas IslamPasal 3. Akhlak Islam Membangun Totalitas Manusia BAB 3. SISTEM BERMASYARAKAT DAN BERNEGARAPasal 1. Unsur-unsur terpenting dalam Kehidupan Bermasyarakat…
Read More » -
Apakah Diin (الدِّيْنُ) = Agama?
Melihat dari haqiqah ‘urfiyah dari kata الدِّيْنُ, kata الدِّيْنُ dalam bahasa Arab dan ‘agama’ dalam bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti ‘sistem kepercayaan yang mengandung ajaran, prinsip, nilai dan perintah’. Namun jika kita melihat dari haqiqah lughowiyah dan dalam ayat-ayat Al Qur’an, الدِّيْنُ memiliki makna yang jauh lebih luas dan pervasive. Lingkup ‘agama’ yang dipahami kebanyakan orang saat ini hanya mencakup…
Read More » -
Luasnya Cakupan الدِّيْنُ dari Ayat-Ayat Al Qur’an dan Kitab Ulama (1)
Dalam pembahasan sebelumnya, الدِّيْنُ dapat berarti kekuasaan. Ayat yang menunjukkan bahwa الدِّيْنُ adalah kekuasaan serta دَانَ – يَدِىْنُ berarti menguasai ada di ayat berikut: [12:76] “Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang/kekuasaan raja, kecuali Allah menghendakinya. “ Sedangkan dalam kedua ayat di bawah ini, fi’il دَانَ – يَدِىْنُ (= menguasai) diubah menjadi bentuk maf’ul (objek, pihak yang dikuasai) yaitu madiinun…
Read More » -
Makna daana-yadiinu-diinan (دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنً) Berdasarkan Haqiqah Lughawiyah (2)
Jika makna haqiqah ‘urfiyah tak ada, maka ayat ditafsirkan menurut haqiqah lughawiyah, yaitu makna hakiki sebagai makna asal bahasa. Makna الدِّيْنُ sangat beragam tergantung dari konteks kalimat yang menggunakannya. Sayyid Abul A’la Al Maududi, seorang asal Pakistan menulis buku yang judulnya jika diterjemahkan adalah “Empat Kalimah (kata) dalam Al Qur’an”. Salah satu kata yang dibahas secara mendalam adalah kata الدِّيْنُ. Menurut Abul A’la…
Read More » -
Makna daana-yadiinu-diinan (دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنً) Berdasarkan Haqiqah Lughawiyah (1)
Jika makna haqiqah ‘urfiyah tak ada, maka ayat ditafsirkan menurut haqiqah lughawiyah, yaitu makna hakiki sebagai makna asal bahasa. Diin berasal dari kata دَانَ – يَدِىْنُ – دِيْنًا. Daana (دَانَ) merupakan fi’il madhi atau kata kerja lampau yang telah sempurna dikerjakan, yadiinu (يَدِىْنُ) merupakan fi’il mudhori atau kata kerja bentuk sedang atau akan, دِيْنً merupakan mashdar atau bentuk kata dasar…
Read More »